SIBOLGA POST – Ketua DPRD Kota Sibolga, bersama Wakil Ketua dan Ketua DPRD Tapteng dan Wakil Ketua, telah membahas polemik antara nelayan tradisional dan nelayan modern. Mereka akan memanggil stakeholder terkait untuk menyelesaikan masalah ini.

“Kami bersawa Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga dan Ketua DPRD Tapteng dan Wakil Ketua, sudah duduk bersama membahas persoalan ini. Kesimpulannya kami akan panggil kedua belah pihak, HNSI, Danlanal Sibolga, Kepolisian, PPN Sibolga, dan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,” kata Ketua DPRD Kota Sibolga Ahmad Syukri Penarik, Jumat (14/4/2023).

Syukri mengatakan bahwa banyaknya pukat PI udang yang sudah memasuki wilayah nelayan kecil menyebabkan perlu adanya penyelesaian dengan mengundang pelaku usaha, nelayan tradisional, dan nelayan modern.

Sementara itu, Ketua DPRD Tapanuli Tengah, Khairul Kiyedi Pasaribu, mengharapkan adanya solusi terbaik sehingga konflik antara nelayan tradisional dan modern tidak berkepanjangan setelah pertemuan stakeholder terkait nanti.

“Kami sudah membahas soal itu, dan dalam waktu dekat akan kita panggil stakeholder yang terkait, kemudian kita dudukkan permasalahannya termasuk dengan permasalahan alat tangkap. Karena kami juga sudah mendengar keluhan dari nelayan bagan pancang, panjaring salam, terkait maraknya pukat PI udang yang masuk ke wilayah tangkap mereka di wilayah Tapanuli Tengah,” ujarnya. (red)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Tapanulipost.com di GOOGLE NEWS

[bacaselanjutnya judul="Baca Selanjutnya"]