Bagaimana semestinya kepemimpinan di Rumah Sakit milik Pemerintah yang ideal di tengah persaingan rumah sakit yang kompetitif saat ini? Tentunya ini menjadi pertanyaan sekaligus menjadi perbincangan untuk kita semua, termasuk bagi pemangku kepentingan yang terkait dengan keberadaan suatu Rumah Sakit Pemerintah.

Sebab rumah sakit merupakan instansi besar dan penting, karena berhubungan dengan kesehatan bahkan nyawa seseorang. Banyak yang menggantungkan pemulihan kesehatannya di tempat ini. Bisa dibayangkan bagaimana jika kepemimpinan yang dimiliki buruk? Ini akan berimbas pada tata kelola rumah sakit yang berantakan, disamping akan menambah rapor merah terhadap citra buruk Rumah Sakit Pemerintah di mata masyarakat.

Dimana di tengah persaingan rumah sakit yang kompetitif saat ini, masyarakat kecenderungannya lebih memilih layanan kesehatan pada rumah sakit swasta. Penyebabnya karena manajemen pada RS swasta dianggap lebih serius dan profesional dalam mengelola rumah sakitnya dibandingkan Rumah Sakit Pemerintah.

Di era VUKA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity) maupun ESG (Environment,Social, and Good Governance ) saat ini, Pimpinan Rumah Sakit Umum Dr F.L Tobing Sibolga harus memiliki Hard Skil dan Soft Skill yang baik khususnya bagaimana mengatasi tantangan menjadi sebuah kekuatan, sehingga Kepemimpinan RSU Sibolga bisa “Leading Change” dan adaptif dengan tuntutan perubahan dan persaingan rumah sakit yang kompetitif di era VUKA dan ESG saat ini.

Apalagi di tengah persaingan rumah sakit di Sibolga -Tapteng saat ini telah berdampak adanya penurunan jumlah pasien pada RSU Dr. F.L Tobing Sibolga baik pada pasien rawat inap maupun pada pasien rawat jalan akibat tumbuhnya kompetitor rumah sakit di daerah ini yakni RS Metta Medika Sibolga, RS Yakin Sehat Sibuluan dan RSUD Pandan yang terus menerus melakukan pembenahan manajemen maupun layanan kesehatannya kepada masyarakat.

Pada posisi ini, Manajemen RSU Dr.F.L Tobing Sibolga harus bisa berbenah dan adaptif dengan tuntutan perubahan global dan persaingan antar rumah sakit maupun upaya pemenuhan standar tata kelola rumah sakit yang sesuai dengan prinsip-prinsip standar Akreditasi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) HK.01.07/MENKES/1128/2022.

Dalam hal akreditasi ini, rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna mutlak harus memperhatikan layanan yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasiennya.

Disamping terkait pemenuhan standar akreditasi, Manajemen RSU Sibolga haruslah memiliki mindset dan kepemimpinan kolaboratif yang memiliki kecepatan (Speed) bertindak dan bersikap sesuai kebutuhan saat ini dan masa depan, punya pengetahuan dan wawasan yang cukup luas serta berani dalam meng-eksekusi setiap masalah maupun komplain pasien dan keluarga di rumah sakit, baik itu akibat kualitas layanan maupun dampak dari ketersedian sarana dan prasarana yang tersedia di RSU Dr.F.L Tobing Sibolga.

Untuk melakukan hal itu, maka personality managemen haruslah diisi oleh orang-orang yang memiliki kompetensi serta karakter yang mempunyai nilai sense of crisis and sense of belonging yang baik. Dimana, SDM manajemen pada RSU Dr.F.L Tobing Sibolga harus bisa memiliki nilai dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien maupun tata kelola yang dapat bernilai efek positif pada peningkatan jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan.

Selain itu, Kepemimpinan di RSU Dr. F.L Tobing Sibolga juga harus paham dahulu dengan visi dan misi yang dimiliki. Kemudian, bisa lakukan pembedahan terhadap visi dan misi tersebut. Jika sudah benar-benar difahami dengan baik, kemudian aplikasikan dengan kerja yang dilakukan selama ini.

Pimpinan rumah sakit juga harus memastikan bahwa sumber daya manusianya memadahi untuk bias mencapai visi dan misi yang dimiliki. Setelah itu, pimpinan rumah sakit juga harus memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan bawahannya sudah sesuai dengan prosedur dan tata kelola perumahsakitan yang sesuai dengan regulasi maupun standar akreditasi rumah sakit.

Inti dari tugas seorang pemimpin rumah sakit adalah sejauh mana dia mampu mengelola memanajemen organisasi dengan baik melalui pola kepemimpinan yang kolaboratif dan partisipatif dan bisa memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para pasien dan keluarga, tanpa menghiraukan hak dan kewajiban staf dan petugas layanannya. Hal ini sesuai dengan definisi pemimpin tentang ilmu mempengaruhi orang lain agar mau melakukan pekerjaan yang diinginkan untuk mencapai tujuan bersama.

Hal tersebut juga harus dimiliki oleh seorang pemimpin rumah sakit. Jadi dia harus bisa meyakinkan staf dan petugas layanannya maupun masyarakat yang menerima layanan ,mau bekerjasama mengikuti maupun menjalani pola kebiasaan pasien dan keluarga sesuai standar akreditasi.

Untuk melakukan semua itu, pimpinan maupun manajemen rumah sakit pemerintah haruslah orang-orang yang mau diajak berdiskusi, mau menerima kritik, tahu menempatkan diri dan berpandangan kedepan,

“Sebagai seorang pemimpin rumah sakit juga tidak boleh hanya memikirkan untuk diri sendiri maupun untuk kondisi saat itu saja. Namun juga untuk kepentingan umum dan masa depan instansinya. Dia harus berwawasan luas dan tahu apa yang harus dilakukan sekarang, untuk kemudahan di masa depan. Banyak aspek yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin rumah sakit. Ini karena instansi tersebut besar dan punya resistensi yang tinggi dari para pemangku kepentingan. Tidak heran jika banyak sekali tuntutan yang diberikan agar kepemimpinan rumah sakit bisa berjalan sesuai visi dan misi nya”.

Kepemimpinan Rumah Sakit RSU Dr.F.L Tobing bisa dijalankan dengan baik apabila semua pemangku kepentingan sadar betul dengan keberadaan rumah sakit itu sebagai instansi yang penting dan darurat karena kebijakan layanannya menyangkut kesehatan dan nyawa manusia. Untuk itu, orang-orang yang mengisi Manajemen RSU Dr. F.L Tobing Sibolga sebisa mungkin dihindari adanya “titipan” dari orang tertentu yang tidak memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi.

Manajemen Rumah Sakit Pemerintah daerah sebaiknya diisi orang-orang yang memiliki kemampuan membaca dan menterjemahkan visi dan misi, memiliki kompetensi dan jejak rekam prestasi kerja maupun disiplin yang baik sebagai ASN, punya kepedulian dan sekaligus mencintai daerahnya dengan baik, memiliki kepekaan sosial yang tinggi, punya rasa tanggungjawab dan komitmen untuk memberikan layanan mutu dan keselamatan terhadap pasien dan keluarga yang merupakan ruh dari akreditasi itu sendiri.

Dan tidak kalah penting adalah orang-orang Manajemen di RSU F.L Tobing Sibolga harus menghindarkan diri dari kepentingan Political Interest, agar Rumah Sakit Umum Dr.F.L Tobing Sibolga dapat kembali menjadi rumah sakit rujukan regional di kawasan Tapanuli dan sekaligus menjadi kebanggaan dan salah satu ikon Kota Sibolga.

“Yakinlah, sebetulnya dengan kondisi ketersediaan dokter maupun sarana alat kesehatan yang ada, RSU Dr.F.L Tobing Sibolga bisa dan mampu serta lebih berpotensi sebagai pusat rujukan regional di Tapanuli ini. Untuk itu mari kita dukung kemajuan RSU Dr.F.L Tobing ini sebagai rumah sakit pilihan utama masyarakat di Kota Sibolga maupun di kawasan Tapanuli, Salam Sehat”.

Penulis adalah ASN pada Dinas Kominfo Pemerintah Kota Sibolga dan Mantan Plt Kabag Rekam Medik RSU Dr.F.L Tobing Sibolga pada tahun 2017-2018.

Oleh :

Tigor Panuturi Tambunan

(Mahasiswa Magister MTSIA Polmed Medan)

[bacaselanjutnya judul="Baca Selanjutnya"]