Cahyo juga mengaku heran dengan tudingan yang dilontarkan oleh Aliansi Pemuda Putra-putri Nelayan Tradisional Sibolga-Tapanuli Tengah.
Pasalnya, ungkap Cahyo, ia merasa telah melakukan tugasnya dengan baik untuk membantu pemerintah daerah dan masyarakat. Ia berharap agar tindakan baik yang telah dilakukannya tidak dianggap sebagai tindakan yang salah.
“Saya dibilang seperti itu, tapi saya tidak melakukannya. Ini hal yang aneh bagi saya, ada apa sih ini. Saya berbuat baik melakukan tugas saya, kenapa saya jadi dibeginikan. Saya bukan orang Sibolga, paling disini hanya setahun saja, tapi saya ingin membangun Sibolga yang baik, ikut membantu pemerintah daerah dan masyarakat. Itu yang saya kerjakan disini. Disaat saya berbuat baik tapi hasilnya tidak baik, itu menjadi koreksi bagi saya bagaimana saya bertindak nantinya,” tukas Cahyo.
Sebelumnya, Aliansi Pemuda Putra-putri Nelayan Tradisional Sibolga-Tapanuli Tengah melakukan aksi unjuk rasa demo di depan gedung DPRD Kota Sibolga, Rabu (3/5/2023).
Pengunjuk rasa menyampaikan adanya dugaan pembebasan kapal pukat trawl yang dilakukan pihak Lanal Sibolga.
“Kami mendengar dan menduga bahwa ada pukat trawl ditangkap, yaitu KM Bintang Kehidupan, KM Bintang Timur, KM Sumber Rejeki 04. Kita duga kapal ini ditangkap, kemudian dilepaskan,” ungkap Raju dalam orasinya.
Pengunjuk rasa juga berkeinginan agar dugaan tersebut dapat dikonfirmasi pihak Lanal Sibolga.
Mereka juga meminta DPRD Kota Sibolga agar menyurati KASAL dan Panglima TNI untuk mengevaluasi kinerja Danlanal Sibolga.
“Jika nantinya tidak ada kejelasan dengan tuntutan kami, kami berharap DPRD Sibolga menyurati KASAL dan Panglima meminta dilakukan evaluasi terhadap Danlanal bila mana dugaan tersebut tidak mampu dijawab,” ujarnya. (red)
Yuk! baca berita menarik lainnya dari Tapanulipost.com di GOOGLE NEWS
Tinggalkan Balasan